Tetap Produktif Selama Ramadhan

Ramadhan sudah menuju pada pertengahan bulan. Bulan suci yang banyak diwarnai oleh peristiwa produktif bersejarah bagi umat Islam.
Di antaranya, turunnya ayat suci Alquran (Nuzulul Quran) dan pengangkatan Muhammad sebagai Rasul, kemenangan umat Islam dalam Perang Badar, kembalinya Kota Makkah (Fathul Makkah), penaklukan Rhodesia oleh umat Islam, perang Andalusia, berdirinya Daulah Abbasiyah, berdirinya Universitas Al-Azhar Kairo, kemenangan pasukan Salahuddin Al-Ayyubi terhadap pasukan Salib, serta Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945.
Peristiwa di atas menunjukkan produktivitas umat Islam justru meningkat saat Ramadhan. Padahal, saat melakukan ibadah puasa di siang hari, tubuh manusia tidak menerima asupan makanan dan minuman, serta kurang istirahat karena malam harinya dipenuhi dengan kegiatan ibadah lainnya yang mengurangi waktu tidur. Logikanya, energi yang dibutuhkan oleh jasmani menjadi lebih besar untuk menghasilkan produktivititas yang lebih tinggi saat berpuasa.
Semangat yang tinggi untuk lebih produktif ternyata tidak hanya didapat dari energi jasmani saja, tetapi yang lebih penting adalah semangat yang berasal dari jiwa yang penuh keimanan, kegairahan, dan kesungguhan menghasilkan karya.
Produktif berarti mampu memberikan hasil yang bermanfaat dan dalam jumlah besar serta secara terus menerus. Seluruh hari di bulan suci ini sejatinya sangat istimewa dan umat Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya.
Jika kita sudah produktif menjalankan ibadah di hari-hari sebelumnya, maka harus ditingkatkan produktivitas di sepuluh hari terakhir, terutama di waktu malam hari bulan Ramadhan ini. Umat Islam sangat dianjurkan untuk memburu lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadan.” (HR Bukhari). Lailatul qadar memiliki kebaikan setara dengan seribu bulan, bahkan lebih baik.
Ibadah yang patut dilakukan dan diperbanyak intensitasnya di sepuluh hari terakhir Ramadhan, antara lain,
- pertama, memperbanyak membaca atau tilawah ayat-ayat suci Alquran di saat shalat maupun di luar shalat.
Betapa berlipat-lipatnya pahala membaca Alquran sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alquran, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi).
- Kedua, memperbanyak shalat malam. Dalam hadisnya, Rasulullah SAW menyebutkan, “Barangsiapa melakukan shalat malam pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala Allah SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
- Ketiga, memperbanyak berdoa, berzikir, dan bertobat. Rasulullah SAW meminta istrinya Siti Aisyah RA untuk memperbanyak doa di malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan. Siti Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mendapatkan lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?”
Rasulullah menjawab menjawab, “Ucapkanlah, ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku).” (HR Ibnu Majah).
- Keempat, memperbanyak sedekah. Ibnu Abbas RA menyaksikan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat dermawan, dan pada bulan Ramadhan beliau lebih dermawan lagi.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang tersebut.” (HR Ahmad).
- Kelima, ibadah iktikaf. Rasulullah SAW rutin melakukan iktikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Iktikaf diisi dengan mengerjakan ibadah-ibadah, seperti membaca Alquran, berdoa, berzikir, dan bertobat.
Siti Aisyah RA berkata, “Nabi Muhammad SAW melakukan iktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beriktikaf sepeninggal beliau.”
republika.id

3 Kepribadian Nabi Muhammad yang dikenal Penyayang

Leave a Reply